Sabtu, 20 September 2008

Tak pasti...


Disaat waktu berhenti… kosong…

Dimensi membutakan mata memekakan telinga… lalu diri menjadi hampa.

Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka..sadarku akan hadirmu mematahkan sendi sendi yang biasanya tegak berdiri.


Sujudkupun takkan memuaskan inginku, tuk haturkan sembah sedalam kalbu.

Adapun kusembahkan syukur padamu ya Allah…

untuk nama, harta, dan keluarga yang mencinta, dan perjalanan yang sejauh ini tertempa…

Yang membuat hamba mengerti lebih baik makna diri.

Semua lebih berarti akan mudah dihayati……

Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah…


berkaca pada pagi


Mentari datang dan pergi, seperti yang biasa terjadi di setiap hari, dan kita melaluinya dengan biasa seolah semuanya memang terjadi begitu saja dan hanya begitu adanya…


Jarang, bahkan mungkin tak pernah kita luangkan sedikit waktu untuk menikmati, melihat dan meresapi kelahiran bumi setiap hari. Saat terang datang mengusir kelam sisa sisa malam, tak pernah kita rasakan dan cermati apa yang kita telah lakukan dan apa yang akan kita lakukan. Kita lewati hari dengan seolah terjadi…..


Saat mata terbuka, dan nafas mulai berhembus kita lakukan hal yang rutin kita kerjakan tanpa sekali kali mencoba merenungi …

Sekarang coba sadari apa yang kita lakukan hari ini, evaluasi dan berubah untuk esok yang lebih baik…


Semoga…..selama mentari masih terang dari timur, selayaknya harapan takkan pernah mati…

Miyamoto Musashi : sebuah teriakan harga diri


Tidak hanya tubuhku, jiwakupun dingin, berarti belum dapat diatur dengan baik. Demikianlah adanya. Aku masih ingin bergayut pada daging hangat seperti bayi, dan aku terlalu cepat menyerah pada sentimentalitas. Karena aku sendirian, aku merasa kasihan pada diri sendiri dan iri pada orang orang yang bagus dan hangat. Dalam hati aku merasa hina dan tak berarti! Kenapakah aku tak bisa berterima kasih atas kebebasan dan kemerdekaan untuk pergi kemana kusuka? Kenapakah aku tak dapat berpegang pada cita cita dan harga diri?”

Kamis, 18 September 2008

malam mulia


Mentari menggelung dibilik mendung putih
Tak lantakkan sinar hidupnya
Cakrawala berbinar cerah
Sepoi lembut mengayun ilalang jannah….


Ketika hari terasa lebih untuk sekedar dinikmati
Ketika lelah hanya ucapan belaka
Dan istirahat jadi suatu yang tak pasti karna penantian peristirahatan abadi
Aku benar benar bisa menikmati


Dan baru disadari…
Inikah hari itu???
Yang ketika fajar meremang
bangsa cahaya turun kemuka bumi mencatat indahnya
dan dunia tunduk menikmati embusan sayap emasnya
hari ketika semua bernilai seribu purnama….

Dan seperti senja yang tenang diufuk barat sana..
Terdiamlah diri meresapi indah maknaNya.


THE LAST WORD
Aku pernah bertanya pada dunia tanda tanya?
Apalah arti segala?
Aku pernah berkata pada dunia koma,
Apalah arti sebuah jeda,

Namun,,,,
Ku tak pernah menyentuh dunia titik
Karna ku tak pernah ingin semua benar-benar
Berakhir...

HANDIKA TINARSO

pelajaran moral nomer 46


Tanggal 15 Ramadhan 1429 H kemarin ada acara buka bersama teman-teman sekelas SMA diJogja dan aku dapat pengalaman ( tepatnya kecelakaan ) dari kejadian itu.
Aku diberi tahu waktu dan tempat janjian pukul 15.00 WDJ ( WAKTU DAERAH JOGJA ) oleh seorang teman. Maka dengan penuh rasa senang dan muka kucel belum mandi berangkatlah aku pukul 14.00 WDJ, tempat kumpul di Gramedia Kotabaru, dan aku tepat waktu seperti biasa ( hehehe ).
Sampainya disana, dengan gaya sok tahu aku longak longok kanan kiri, ehhh…sepi! Ternyata anak-anak kumpul jam 16.30!. maka jadilah aku berkencan dengan bermacam buku disitu sampai mulek... Anak-anak datang tepat waktu setelah kutunggu kurang lebih satu setengah jam. Kami ( 3 jantan 3 betina ), Cuma keluyuran dari lantai 1-3 Gramedia tanpa satupun belanja! ( hehehe ) hingga menjelang berbuka.
Kamipun berencana segera cari tempat berbuka puasa. Pilihanpun jatuh kebundaran UGM. Segera kami berenam bergerak menuju titik lokasi, namun apa daya waktu mengalahkan kami. Akhirnya sebelum sampai ditempat kami ubah tujuan. Kami berdebat tentang tempat makan, para jantan menganjurkan Angkringan sebagai pilihan pertama, sementara betina lebih memilih Café…
Akhir dari perdebatan (lebih nyaman disebut perang dunia ke-III ). Kami menuju Café terdekat. Sebuah café prasmanan, kami duduk lesehan dan menunggu ( setelah pesan tentunya! )
Pukul 17.30 kami pesan makanan, hingga pukul 18.15 makanan minuman belum datng juga!!! Padahal waktu berbuka pukul 17.41!!!. kamipun ( dengan amat sangat terpaksa karena gak ada yang bisa dimakan ) menunda berbuka…
Pukul 18.30 datanglah pesanan kami, namun sayang beratus sayang yang datang bukan minuman. Nasi, lauk dan sambel merah pedes..! datang kehadapan kami. Puahhh… rasa mangkelpun memuncak,nunggu lama dan sekarang berbuka dengan sambel??? maka dengan amat sangat terpaksa ( ditambah rasa lapar ) kami berbuka langsung dengan sambel dan paha ayam! (kebayang gak betapa seretnya???!!! )
Setelah acara makan makan selesai sampailah pada acara final!!! Mbayar!!! Ternyata setelah makan semau gue, tagihankupun ngelunjak, dompet melolong kosong melompong. Untunglah ada subsidi silang dari teman-teman hehehehe…( nasib…nasib..)
Akhirnya setelah menjalani semuanya, merasakan kelaparan, penantian dan pembayarannya, ada satu pelajarn yang dapat diambil…

PELAJARAN MORAL NOMER 46 : JANGAN PERNAH IKUTI TEMPAT MAKAN WANITA DI CAFÉ!!! ITU BISA BUAT KERING KANTONGMU!!! HIDUP ANGKRINGAN…!!!

ProklaNasi


Dengan ini Angkringan kami menyatakan kemerdekaanya,
Hal hal yang mengenai gerobak angkring,gorengan,sego kucing dll akan diurus dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya

Jogja,15 ramadhan 1429 H


Atas nama angkringan nasional
Handika-Galang



Demikianlah maka pada tanggal 15 September 2008 yang bertepatan dengan 15 Ramadhan 1429 H, Kami (Handika-Galang) mendirikan PPI. Jangan salah tafsir atau malah salah sebut.ini bukan PPI ( Purna Paskibraka Indonesia ) bukan pula PDI ( partai dEmokrat Indonesia ) bukan PPI( persatuan poliTikus Indonesia )…tapi PPI ( Persatuan Peng-Angkring Indonesia ).
Murni didirikan dengan pertimbangan sosial tanpa unsur politik. Untuk mewadahi para penggemar angkringan dan menyediakan info paling mutakhir seputar angkringan.
Bersama dengan ini kami menerima dengan tangan terbuka pada siapapun yang ingin menjadi anggota dengan prasyarat sebagai berikut:

-Boleh muda (asal ga’ ngedrugs)
-Boleh tua ( asal ga’ sakit sakitan)
-Boleh bekerja boleh nganggur
-Suka gorengan, kopi, STMJ, sego kucing, dll
-Bahagia

Kami nanti kedatangan anda!!! Jadilah bagian dari kami dan dapatkan member card serta fasilitas duduk gratis di semua angkringan di seluruh Indonesia

Hidup PPI!!!
Salam Sego Kucing!!!

Sabtu, 13 September 2008

lupa???


Lupakan!!!

Aku butuh pembunuh.
Untuk membunuh rasa yang terus coba membunuh.
Ahhhh....
Lupakan saja,
Mentari akan datang esok pagi,
Hangatnya akan cairkan kegetiran ini
12 purnama hampir terlewati
Dan kau baru berkata pagi ini??
Lalu untuk apa segala??
Apa arti semua??
Dan bila kau bisu....
Kepada siapa aku harus bertanya...
Perih dan lelah tlah bosan menghinggapiku
Enyah saja dari mukaku!!!

Ahhhhh........
Lupakan saja,
Mentari akan datang esok pagi,
Hangatnya akan cairkan kegetiran ini

Dadak,25 mei 2008