Rabu, 22 Juli 2009

the power of me


Imaji, alam khayal, adalah sebuah kosmos yang tercipta didalam neuron neuron otak. Yang memperindah dunia, yang mampu merubah warna putih menjadi hitam dan merah menjadi biru. Bila sastra tercipta memperindah kata, maka Allah maha Bijaksana dengan menanamkan imaji pada otak manusia.
Maka ketika ada seseorang yang meremehkan imajinasi manusia (tanpa sedikitpun keinginan mendewakan imajinasi), saya merasa terusik. Wiro sableng, Hercules,Wolverine,Spiderman,Batman dan si Buta dari goa Hantu adalah tokoh tokoh imaji yang turut berperan dalam pembentukan karakter Handika kecil. Handika kecil yang sering dimarahi ibunya gara gara kamar yang penuh sarang laba laba dengan harapan suatu saat salah satu laba laba itu akan turun dan mengigitnya. Lalu… Handika akan menjadi seorang Parker. Atau kegilaan kegilaan lain yang memelangi, mewarnai masa kecil dengan begitu indahnya.
Dunia ini adalah tidak punya batas batas tertentu, dan imajinasilah yang membuatnya begitu. Cara berfikir ala Aristotelian yang mengedepankan fakta fakta yang ada masih dominan dalam tiap pembelajran yang ada. Dalam tiap sekolah dan kuliah kita dijejali fakta fakta dan fakta. Kebenaran ada berdasarkan logika. Dominasi logika demikian disebut kaum Aristetollian. Pemikiran ala Aristotelian hanya akan melahirkan ilmu pengetahuan yang sempit. Kebenaran adalah milik logika. Dan segala sesuatunya yang tidak sesuai akan tersingkir dari perpustakaan pikiran. Contoh: mitos, legenda dan dongeng dongeng kuno.
Energy mengikuti imajinasi. Begitulah kata Enstein. Dan dengan imajinasi yang kuat dia akhirnya mampu menghasilkan berbagai penemuan menakjubkan yang “sukses” mengubah wajah dunia. Ada cerita tentang Mayor James Nemeth, seorang jendral Amerika yang ditugaskan pada perang Vietnam dan tertangkap tentara Vietnam. Selama 7 tahun dia terkungkung tanpa sinar matahari dalam ruangan sempit nan sumpek tanpa interaksi dengan dunia luar. Dia tahu dia akan segera gila bila berpikir terus menerus cara melarikan diri. Karna hal itu mustahil. Lalu dia mengubah pola pikirnya. Tiap hari dia membayangkan dirinya berada ditengah padang golf yang luas dan bermain 18 hole. Gilanya begitu keluar penjara, ketika bermain golf permainannya jauh lebih akurat dari sebelumnya. Kuncinya ada pada imajinasi kita. Sekarang siapa mau meremehkan imajinasi?