Selasa, 03 Maret 2009

DUNIA TANPA NADA



Suatu siang, menjemput ibunda tercinta. Beliau bekerja sebagai guru bagi para tuna wicara, SLB B. Saya datang sepuluh menit lebih awal dari jadwal ibuk pulang. Karena males nunggu di parkiran, ku putuskan berjalan – jalan sekedar kilas balik masa kecil.
Hehehe… sejak berumur 3 tahun 8 bulan hingga kira – kira kelas 5 SD, saya dibesarkan di lingkungan SLB. Sepulang dari TK atau SD, saya mampir dulu ke SLB, kemudian baru pulang ke rumah bersama ibuk. Saya besar di sini.
Ketika sampai di ayunan, iseng saja duduk di situ. Eh, ada adek – adek kelas 1 yang sudah pulang tapi masih maen – maen ( gak langsung pulang ) di sekitar situ. Seorang dari mereka bermain di dekatku. Tampaknya tertarik dengan mp3 saya. Tanpa banyak cing – cong, saya serahkan headset kepadanya. Ia tampak senang menerimanya, dipasang di telinga, lalu… diam. Saat itu lah, saya baru sadar. Dia tuli… !!!
Betapa bodohnya saya. Saya telah melukainya secara halus. Dia masih tak mengerti. Dia malah tersenyum, lalu memanggil kawan – kawannya dan berkata dengan bahasa isyarat pada mereka bahwa dia tampak lebih cantik dengan “ hiasan “ itu….
Ya Allah… ampuni hamba, yang selama ini mungkin menyiakan anugerahmu ini, pendengaran ini. Bayangkan bila mana kita yang hidup normal selama ini, lalu tiba – tiba dunia menjadi sunyi senyap seisinya. Dunia tanpa suara, tanpa nada. Bayangkan mereka yang terlahir tanpa pernah mendengar suara ibundanya, manusia yang melahirkan mereka….
Ya Allah… ampuni hamba….

4 komentar:

Anonim mengatakan...

bodo...,,,,
marai inget novel: "Hafalan Sholat Delisa' wae...

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

iya tau....
setiap manusia selalu memiliki kebodohannya masing.........

tidak hanya kami tapi kalian juga mengatakan...

kenapa masih percaya Tuhan sih?